Oleh: Endang Wardhiyanto
IRo Society, kota Pekalongan.

Tumbuhan ini pertama kali saya memperhatikan dan melihatnya ketika kami dari Majelis Dikdasmen PDA dan Majelis Dikdasmen PWA Jawa Tengah. Monitoring kegiatan Keaksaraan Fungsional( KF) di Sumowono Kec. Bandungan Kab. Semarang kala itu. Sudah puluhan tahun berlalu, ketika kami berkunjung dari satu kelompok KF, ke kelompok yang lain dengan berjalan kaki karena dalam satu lingkungan. Serta kondisi jalan yang naik turun, juga jalan desa belum dapat dilalui mobil.

Kemudian ada seorang ibu yang menunjuk tumbuhan liar berbunga putih seperti bintang, beliau katakan bahwa itu tanaman “dewa paningal“, yang dapat digunakan untuk obat mata. Jujur mendengar saat itu agak ragu, apa mungkin…bagaimana caranya. Karena tumbuhan liar, maka tumbuh disembarang tempat, yang cukup lembab. Dipinggir jalan, nimbrung direrumputan, kadang tumbuh dipot tanpa kita tanam, tiba² tumbuh saja muncul dengan sendirinya.

Beberapa ibu, termasuk saya mencabut rumput itu kemudian membawanya pulang kerumah, kami menanamnya di pot. Ternyata perkembang biakannya sangat cepat dan tumbuh subur, jika tanahnya lembab. Tetapi jika kurang air, otomatis akan layu dan kering. Sehingga kadang-kadang sebagian kami cabut dan dibuang.

Ketika kami browsing nama tumbuhan liar itu Kitolod, nama asingnya Hippobroma Longiflora. Kadang disebut juga dengan tolod, sangkobak, kudali dan korenjat. Ternyata sudah sejak lama dimanfaatkan untuk mengobati penyakit glukoma. Daunnya bergerigi, bunganya putih seperyi bintang. Semua bagian tumbuhan Kitolod dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Daun, bunga, buah dan batangnya, walaupun sampai saat ini saya belum pernah menahu wujud buah Kitolod.

Saya seringkali memanfaatkan daun Kitolod, sebagai sarana menetes mata, ketika terasa sudah agak kabur, seperti terhalang kotoran mata. Dengan cara memetik daun Kitolod, kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir/ kran. Kemudian siapkan air matang dingin dalam sebuah wadah, celup atau letakkan daun Kitolod dalam wadah tersebut beberapa saat.

Kemudian angkat daun dari wadah dan air yang terangkat teteskan dimata, rasanya sangat perih dimata, tetapi setelah itu…pyar ……mata terasa lebih terang. Ada juga sebagian orang berpendapat, tidak merekomendasi menetes mata dengan daun ataupun bunga Kitolod. Karena hal ini masih perlu dilakukan penelitian. Secara kedokteran bolehkah menetes mata dengan rendaman daun atau bunga Kitolod. Tetapi secara pribadi kami sudah merasakan manfaatnya.

Sahabat jika dirasa bermanfaat lakukan, tetapi jika ragu-ragu, jangan coba-coba. Karena akan berbahaya. Dalam menggunakan daun maupun bunga Kitolod harus hati-hati jangan sampai kena getahnya, karena getah Kitolod mengandung racun juga dapat menyebabkan iritasi mata.

Pekalongan, 10 Februari 2025.

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?