
Oleh: Retno Kuncorowati, IRotizen Cirebon
PDA Kota Cirebon telah sukses menyelenggarakan Baitul Arqom pada 25 – 26 Januari 2025, yang leadernya adalah Majelis Pembinasn Kader. Persiapan kegiatan ini tidak sederhana lho. MPK bersama PDA memulai dengan mempelajaari ketentuan-ketentuan dari buku Sistem Pengkaderan ‘Aisyiyah (SPA) dan Aturan penyelenggaraan BA dan Materi Baitul Arqom. Suplemen yang harus disampaikan yaitu Taharatul Qulub dan Panduan Ibadah kami siapkan juga. Meskipun waktunya singkat, kami mengemas agar pembinaan kader’ Aisyiyah melalui BA tahun 2025 ini dapat mencapai tujuan utamanya, meningkatkan paham keislaman dan menyatukan sikap, integritas, wawasan, dan cara berpikir anggotanya dalam mencapai misi ‘Aisyiyah.
Beberapa kali panitia mengadakan rapat untuk dapat menyelemggarakan BA dengan baik. Atas ijin PDM Kota Cirebon kami menggunakan Gedung Dakwah Muhammadiyah, tentu saja lengkap dengan “segala yang ada”. Mulai gedung, sound system, perlengkapan ngezoom, dan……. kasur. Kami merencanakan peserta menginap di Gedung dakwah. Hotel terindah yang kami miliki……, lengkap dengan AC, ruangan yang keren, dan toilet yang bersih.
Dari 8 narasumber, satu orang dari Bandung yaitu Bang Rizal Fadillah tokoh Muhammadiyah hadir lamgsung di acara, dan 2 orang tokoh ‘Aisyiyah dari PWA Jawa Barat yaitu ibu Ia Kurniati (Ketua PWA Jabar) dan ibu Mulyati (Wakil Ketua membidangi MPK) hadir melalui zoom meeting. Diskusi dan penugasan berlangsung lancar tanpa hambatan. Alhamdulillah semua berjalan lancar sesuai perencanaan.
BA’ Aisyiyah tahun 2025 ini berbasis green Baitul Arqom. artinya kami berusaha meminimalisir sampah yang biasanya pada kegiatan-kegiatan semacam ini sangat bertumpuk. Semua peserta dan panitia diwajibkan membawa tumbler/botol minum, dan panitia hanya menyediakan galon berisi air minum. Master of Training kegiatan BA tahun ini adalah Bu Hamidah Rasyad. Kegiatan peribadahan, sholat berjamaah di masjid komplek Gedung Dakwah, dipimpin oleh Imam of Training yaitu ibu Erli dan ibu Ainun, disertai tadarus terpimpin dan kultum. Para Instruktur kelas (ada 6 kelas) menjalankan tugasnya dengan serius dan mencatat semua aktivitas peserta dengan teliti. Instruktur kelas terdiri dari Bu Sri Lestari, Bu Dini, Bu Evi Fidawati, Bu Fatimah, Bu Mariah Kase, dan Bu Erni. Sekretaris MOT yaitu Bu Efa, Mbak Tiwi, dan Mbak Endang menghandle pesuratan, pembagian kelas, menyiapkan absen, membuat ID card dan lain-lain wis pokoknya ‘ubo rampe’ kegiatan yang sangat cemacem. Bu Evi dan Mbak Noor merencanakan bersama kami terkait konsumsi peserta dan tamu. Sangat penting lho ini, urusan perut, berarti urusan energi manusia. Haa….
Mbak Endang dan Bu Yanti dan Bu Euis cs. sejak Kamis sudah mulai inspeksi tempat, termasuk persiapan toilet yang ada untuk dijadikan tempat mandi peserta. Gayung, lampu, kebersihan toilet dll. Sampai-sampai agar hemat, gayung cukup meminjam ke Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan ( UMMADA) Cirebon, tidak membeli….. xixixi buka rahasia. Bola lampu dan sebagian kasur meminjam ke bu Ida. Hee, serba minjam. Pokoknya seru lah persiapan kami.
Sabtu hari pertams, diiringi hujan lebat acara tetap dilanjutkan. Berita banjir yang terjadi malam itu di Cirebon membuat hati ibu-ibu ketar-ketir memikirkan apakah rumah cukup aman? Oh iya ….. hampir lupa. Makan malam kami istimewa lho. Selain nasi dos yang sudah lengkap dengan lauknya, kami mendapat “rejeki dari langit” yaitu ikan mas goreng. Wah, enak, enak, enak. Sebelum tidur, peserta diminta melipat kursi masing-masing karena ruangan akan didesain menjadi “ruang tidur bersama”. Tiap peserta mengambil kasur, kemudian mengatur sesuai arahan “ibu asrama BA”. Hmmmm, sangat rapi, setelah ibu-ibu mulai merebahkan tubuh karena kecapekan saya seolah melihat susunan ‘pindang bandeng’ dalam kotak, rapi dan berjejer. Haaaas…. maaf bu, maaf, tapi ini beneran kok. Suasana malam tidur bersama puluhan ibu ‘Aisyiyah di satu ruang, akan saya catat sebagai sebuah “memori indah” dalam.hidup saya. Selamat beristirahat ibu-ibu solehah, demikian saya berucap dalam hati malam itu.
Ahad dini hari, mulai pukul 02.00 ibu-ibu sudah mulai bangun untuk melaksanakan qiyamul lail , dilanjutkan dengan tadarus, sholat subuh dan kultum. Ba’da sholat subuh peserta mengikuti acara rutine Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang diselenggarakan setiap ba’da subuh oleh PWA Jawa Barat. Kemudian setelah makan pagi yang sangat pagi, kami semua bersiap menuju lokasi outbond yaitu Woodland di Kabupaten Kuningan. Tentu saja kami tidak melewatkan kesempatam poto-poto, cekrek, cekrek bersama semua peserta juga per komunitas. Duh senangnya. Setelah itu kami bersiap menuju Kuningan, menumpang mobil Elf yang telah dipesan oleh Bu Ida. Hee,…. ingat saja, mobil Elfnya terlalu rajin, sudah datang sehari sebelumnya, haaaaa……. aman, aman.
Kurang dari satu jam, kami sudah nyampai di Woodland, Kuningan. Kang.Hasan instruktur outbond sudah tiba di lokasi Sabtu malam pukul 22.00 dan bersama tim menginap di lokasi outbond. Masya Allah, sampai instruktur pun dapat yang dedikatif. Nuhun Kamg Hasan cs.
Acara outbond dibuka dengan senam ‘Aisyiyah Bahagia dan senam Maumere. Bu Rektor UMMADA nampak sangat antusias dan gembira mengikuti acara mulai dari senam sampai acara berakhir. Terima kasih ya bu. Waaa mulai heboh, karena gerakannya meskipun dipandu Bu Heni, Bu Nenemg, dan Mbak Tiwi, tetap saja bebas merdeka. Mungkin menyesuaikan dengan Kurikulum Merdeka ya…… hehe, sudah ganti bu Menterinya. Saya melihat kegembiraan terpancar dari wajah semua ibu. Senyum mulai mengembang, lelah seharian kemarin sepertinya mulai sirna. Terlebih setelah Kang Hasan mulai memandu outbond. Mulai dari yang sederhana membuat bentuk lingkaran, persegi panjang, kemudian jajaran genjang, waduh…. heboh, start !!!! Permainan demi permainan dilalui dengan selalu diiringi gelak tawa. Gerr lagi…. gerr lagi. Setiap permainan punya makna yang berbeda, antara lain konsentrasi, kekompakan, ketelitian, ketrampilan, juga kepemimpinan. Masih terbayang wajah ibu-ibu saat memberi kode untuk ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan angka. Waduh, sunggguh mules perut karena menyaksikan betapa Bu Heni, Bu Ida dan ibu yang lain mengekepresikan pesan ke grupnya. Kedip-kedip, hidung kembang kempis, dan mulut monyong, hee, jangan khawatir bu, dipoto kok. Permainan diakhiri dengan perang-perangan antara benteng merah dan benteng kuning. Nah ini dia, basah-basahan ya bu. Kang Hasan menyediakan tembakan yang pelurunya adalah air dan granat yang amunisinya juga air. Seru bangeeet, kami saling serang dan harus menghabiskan granat yang tersedia. Ada yang curang tuh, memakai jas hujan plastik agar tidak basah. Hayo siapa nih, ngacung. Haa…
Menjelang dzuhur kami menyudahi acara outbond. Pada kesempatan itu panitia mengumumkan 5 kategori peserta terbaik, dan tentu saja sejujurnya, semua ibu adalah peserta terbaik, Saya juga dong… heee maunya!!!
Menjelang dzuhur kami menyudahi acara outbond dan kembali ke Gedung Dakwah di Cirebon untuk mengambil perlengkapan menginap yang kami tinggal disana. Lelah memamg, bahkan sangat lelah. Semoga lelah kita ini berganti menjadi lillah, dan menyulut semangat kita untuk menjadi kader terbaik ‘Aisyiyah.
Terima kasih kepada ibu-ibu panitia dan peserta yang dengan ikhlas dan semangat menyiapkan dan mengikuti acara Baitul Arqom’ Aisyiyah tahun 2025.
aisyiyahkotacirebon#perempuan berkemajuan#baitularqom2025
Purwokerto, 28 Januari 2025
Teruma kasih Bu Endang yang telah mempublikasikan tulisan sederhana saya.
Terima kasih juga bunda Retno
Bunda kita ini, bunda Retno bukan hanya biasa diluar. Tapi beliau luar biasa. He he …. Maaf ibu ….
Terima kasih sudah begitu sabar mengajari kami ilmu. Khususnya saya yg merasa tidak bisa apa² menjadi apa² tetap tidak bisa. In syaa Allah nanti belajar lagi termasuk literasi ya Bun.
Maaf dan terima kasih …..
Terima kasih bunda atau mbak ya Mariah Kase