
Endang Supriyati, Santri IRo, Pekalongan
Tujuh tahun lalu serasa baru kemarin dilalui, saat kami berkunjung ke Pesanggrahan Menumbing, ternyata masih ada yang tertinggal untuk dibagikan. Turun dari Pesanggrahan Menumbing kami sempat singgah di Wisma Ranggam, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menitan, rumah pengasingan dijaman penjajahan. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Kalian Light House. Pesanggrahan Banka Tin Winning (BTW) Roemah Persinggahan atau kerap dikenal Wisman Ranggam masih terlihat kokoh berdiri di Jalan Jenderal Sudirman, Sungai Daeng, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.

Di halaman depan ada Tugu dengan prasasti yang ditanda tangani bung Hatta. Bangunan ini merupakan tempat Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno diasingkan atau ditahan. Walau ada juga yang mengatakan bahwa bung Karno tidak pernah diasingkan di Muntok di Wisma Ranggam maksudnya tetapi bung Karno diasingkan di Parapat. Para pejuang kemerdekaan yang pernah diasingkan di Wisma Ranggam antara lain, Menteri Luar Negeri Agus Salim, Wakil Perdana Menteri M Roem, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam kesempatan singgah di Wisma Ranggam kami hanya dapat menyaksikan dari luar bangunan, tidak dapat masuk menjelajah ruangan yang ada. Karena pada saat kami berkunjung Wisma Ranggam tutup, beruntung saja tidak ada pintu gerbang yang dikunci, sehingga dapat masuk kehalaman Wisma. Bangunan masih terlihat kokoh. Untuk menuju Wisma Ranggam sangat mudah dicapai karena lokasi dipinggir jalan raya, sering pula disebut Kampung Eropa, halamannya sangat luas dan bersih.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Kalian Bangka dengan Jendela Mercusuarnya terlihat dari ketinggihan Pesanggrahan Menumbing, walau terlihat sangat kecil. Pantai Tanjung Kalian merupakan kawasan wisata pantai di PulauBangka . Pantai ini terletak kurang lebih sekitar 9 km dari Kota Muntok, dari Pesanggrahan Menumbing sekitar 20 km disini terdapat menara atau mercusuar yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1862.


Mercusuar ini tegak menjulang kokoh dan memiliki 117 tangga batu yang berbentuk melingkar konon katanya begitu dari cerita petugas yang ada, kami menaik tetapi tidak sempat menghitung kebenarannya. Hampir tidak berani menaik karena awal masuk ruangan gelap, kemudian pengunjung cukup banyak, ingin menikmati indahnya memandang Kota Muntok dari ketinggian. Didalamnya terdapat Perangkat lampu membuat ruangan terasa sempit. Bagi sebagian orang yang takut ketinggian atau trauma gelap dijamin tidak akan berani naik.

Menurut penjaga Suar, kap lampu yang terbuat dari gelas tebal itu masih asli. Lampu ini punya kekuatan sorot sampai 40 mil jauhnya, dengan kekuatan 1.000 watt. Setiap kali dinyalakan membutuhkan 20 liter solar, yang membuatnya bisa bertahan 12 jam. Dalam suar kita dapat melihat dari ketinggian dengan menyaksikan pohon-pohon kelapa yang jauh dibawah.


Di pantai Tanjung Kalian juga terlihat sisa bangkai kapal bekas Perang Dunia II. Pengunjung bisa mandi, berenang serta bermain air laut dan pasir di sepanjang pantai yang cukup bersih. Kuliner yang terkenal adalah Otak-otak ikan dengan saus sambal tersaji dibeberapa penjual yang berjejer dipinggir pantai, dengan pondok-pondok sederhana juga kelapa muda. Jajanan yang cukup murah meriah, terjangkau bagi semua kalangan.

Wah mantap, saya belum menyampai di sana Bunda, waktu sangat terbatas sekali saat itu, 5 hari harus Bangka belitung, jadi yang dekat-dekat saja