Endang Supriyati 

Pembelajar dari Kota Pekalongan. 

Tetap indah untuk dikenang, walau hampir dua tahun berlalu dimasa pandemi covid_19 melanda. Pelabuhan Ajibata di Parapat Sumatera Utara merupakan pelabuhan penyeberangan Ferry menuju pelabuhan Ambarita  di Pulau Samosir .Di Pulau Samosir ada beberapa pelabuhan yang dapat dituju .Didalam ruang tunggu terpampang beberapa papan informasi ,terkait penyeberangan.  Ada beberapa lintasan antara lain,lintasan Ajibata -Ambarita nama kapal Ferry KMP Ihan Batak kapasitas angkut 32 kendaraan, tipe lintasan komersil dengan 280 penumpang .KMP Pora-Pora lintasan Balige – Onan Runggu, tipe lintasan Perintis dua kali trip kapasitas angkut 22 kendaraan dengan 180 penumpang,  kemudian ada juga KMP Kaldera Toba lintasan Muara – Onan Runggu 4 kali trip tipe lintasan Perintis, dengan kapasitas 15 kendaraan 150 penumpang.

            Jika ingin menyebrang ke Pulau Samosir maka kita harus prepare waktu agar tidak terjadi salah perhitungan seperti yang kami alami. Pembelian tiket tidak dapat dilakukan secara reservasi, sehingga kita datang kemudian mengantri. Kami tidak terpikir jika antrian mengular panjang ,begitu mobil masuk area Pelabuhan maka akan ditata oleh petugas, kemudian baru membeli tiket . Sehingga kita tidak dapat seenaknya keluar masuk untuk parkir di pelabuhan Ajibata. Hari, Ahad 23 Januari 2022 kami check out dari penginapan pukul 8.00 pagi .kemudian menuju pelabuhan Ajibata dengan harapan dapat menyeberang pada pukul 9.15. Karena jarak dari penginapan cukup dekat, hanya ditempuh sekitar 15 menit perjalanan kami sedikit santai.  Keluar dari penginapan pukul 8.00 ternyata sampai di pelabuhan Ajibata ferry sudah penuh dan sudah ada antrian beberapa mobil yang belum terangkut .

Salah perhitungan rupanya, akhirnya kami menunggu penyeberangan berikutnya pada pukul 11.30 menit dari pelabuhan Ajibata .Dari pukul 9 kami menunggu sampai waktu menyeberang pukul 11.30. Penumpang penuh mobil juga penuh ,sempat terjadi sedikit insiden karena ada mobil yang nyelonong masuk ke antrian terdepan dengan  alasan orang dalam . Hampir terjadi keributan karena yang bersangkutsn bertahan tidak mau mundur. Penumpang yang sudah antri terlebih dahulu  sejak pagi sempat bersitegang .Tetapi akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Ternyata budaya antri masih agak susah kita terapkan. Mohon maaf Prof. Imam kami menyeberang sudah tahun lalu, ternyata untuk merangkai kata belum dapat secepat Shinkansen. Terima kasih Prof, motivasi yang selalu Prof. Imam berikan kepada kami untuk selalu menulis dan menulis. Kenangan yang kami rasakan pada saat kami menyeberang dari pelabuhan Ajibata menuju pelabuhan Ambarita di Pulau Samosir

Medan, 28 Januari 2022.

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?