Endang Supriyati, kota Pekalongan
12 Juli 2023
Sebenarnya apa makna udik-udikan saya tidak menahu. Udik-udikan “nyebar duit”. Kegiatan ini marak di Pekalongan, jika ada keluarga yang baru melahirkan kemudian melakukan potong rambut bayi. Beberapa waktu lalu ada udik-udikan yang berujung keributan dan kecelakaan didaerah Jenggot Pekalongan Selatan. Maksud hati yang empunya gawe “nguri-uri” tradisi turun temurun bagi masyarakat Pekalongan baik warga kota maupun kabupaten.
Udik-udikan dilaksanakan sebagai tasyakuran kelahiran bayi, bersamaan dengan potong rambut. Kejadian beberapa hari lalu berita yang tersebar ada seorang juragan batik akan melaksanakan tradisi udik-udikan dengan nominal 35 juta rupiah, kabar burungnya. Hal ini menyebabkan berkerumunnya warga disekitar rumah sang juragan berharap mendapat rejeki dari uang yang disebar. Warga “tumplek bleg”, tua, muda, dewasa, anak-anak baik lelaki maupun perempuan.
Ajang berebut uang yang disebar sang juragan dari atap rumah berakhir tidak menggembirakan, karena ada beberapa anak pingsan, ada juga ibu-ibu tangannya retak disebabkan terdorong kemudian jatuh. Kerugian materiil diderita Kelurahan Jenggot, pagar kelurahan rubuh akibat terdorong warga yang berdesak-desakan. Tradisi berbagi sangat baik dan dianjurkan, berbagi rejeki kepada sesama. Tetapi tidak dengan cara disebar, akan lebih baik lagi jika mengundang warga kemudian dibagikan satu persatu.
Jika hal tersebut dilakukan tetap akan menjadi berita viral dan “misuwur” apalagi, jumlah uang yang dibagikan cuma-cuma nominalnya cukup besar. Lebih berkeadilan, tidak melukai warga ataupun membahayakan warga karena tidak perlu berdesak-desakan. Tidak akan terjadi perebutan antara orangtua dan anak-anak ataupun orang dewasa lainnya, baik lelaki maupun perempuan. Semoga hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi warga yang ingin “nguri-uri’ tradisi udik-udikan. Foto disadur dari berita, TimTV One
Berbagi itu indah alangkah indahnya jika mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dengan membagikan tanpa melukai fisik maupun perasaan.
Astaghfirullah, memprihatin sekali.Saya sangat setuju dengan pendapat Bu Endang, dibagi dengan teratur, tidak disebar
Semoga masyarakat kita semakin kaya dan bermartabat
Aamiin
Alangkah mulianya segala bentuk syukur yang di wujudkan dengan materi itu di infaq Jan ke lembaga2 infaq dan sadaqah misalnya masjid2.. atau klu kita ya di lazisMu saja. Jelas manfaat nya dan manfaat nya jelas juga..
Terimakasih.
Ya bun, jujur saya pernah juga mengingatkan tetapi yang bersangkutan kekeh karena itu tradisi katanya.