“ Menembus Jalan Terjal “
Karya: Izzuki Muhashonah
Oleh : Endang Supriyati
Kota Pekalongan
Izzuki Muhashonah, Pejuang Tangguh.
Keluarga Pesantren.
Sang pemilik buku Menembus Jalan Terjal adalah dr. Izzuki Muhashonah, adalah putri seorang kyai Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Amin, yang dilahirkan pada tanggal 01 November 1978 di desa Tunggul, Lamongan. Kedua orang tua beliau adalah Rama KH Miftahul Fattah Amin dan Ibu Nyai Nur Lailyah Ghozali. Karena bertinggal dilingkungan pondok, maka Izzuki kecil banyak berinteraksi dengan warga pondok yang usianya rata-rata lebih tua. Sehingga Izzuki kecil dapat bermanja-manja dengan mbak-mbak dan mas-mas penghuni pondok. Secara otomatis para penghuni pondok akan senantiasa ikut ngemong putri sang kyai. Sebagai putri Ketua Yayasan Pondok Pesantren otomatis, Izzuki kecil diharuskan mengikuti semua aktivitas pondok. Salah satunya adalah hafalan Juz Amma, surat-surat pendek yang ada di Juz 30, juga mengaji setiap habis Magribh. Satu keunikan yang dilakukan Izzuki kecil adalah kalau makan sambil tidur. Dalam mengunyah makanan taat azas, sehingga sambil tidur tetap mengunyah setelah tertelan maka akan membuka mata, kemudian minta disuapi lagi. Hebatnya Izzuki kecil pada usia sekitar tujuh tahun sudah klayu kakak sepupu ikut mondok. Kemudian dipondokkan di rumah bulik di desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.
Daya ingat luar biasa.
Kenangan masa kecil dr. Izzuki sudah terpatri dalam memori, sehingga hal-hal kecilpun teringat dengan baik. Terbukti dengan catatan tentang keluarga besar ayahanda dan ibundanya termemori dengan sangat baik. Catatan tentang keluarga besar Rama KH Miftahul Fattah Amin, tercatat dengan rapi. Begitupun tentang keluarga besar Kangmas Sapto sang suami. Dari saudara kandung, kakak, adik, pakdhe, budhe, bulik semua tercatat dengan baik. Hebatnya lagi teman-teman kecil, teman MI, MTs, SMA, teman kuliah S1 juga masih diingat. Nama lengkap teman-teman, sekaligus gelar yang dimiliki diingat dengan sangat komplit. Apalagi guru-guru yang sudah memberikan ilmunya, ora cicir kalau istilah Jawa menyebut. Siapa teman sebangku di MI, siapa sahabat yang sering kali berangkat sekolah bersama, baik pada saat naik sepeda atau harus menunggu bis. Masya Allah, karunia Allah yang luar biasa. Dengan kesibukan beliau sebagai dokter spesialis tetapi dalam menyusun autobigrafi mampu mengingat semua kawan serta koleganya. Apalagi Prof, Doktor sebagai dosen maupun pembimbing pada saat menyeleseikan kuliah beliau, sangat-sangat diingat. Sangatlah pantas kalau dr. Izzuki memegang berbagai macam jabatan dalam profesinya.
Teladan orangtua.
Mengaji, membaca Al Qur’an adalah kebiasaan yang dilakukan keluarga KH Miftahul Fattah Amin. Sehingga putra putri beliau semuanya mempunyai kewajiban untuk mengaji, membaca dan menghafal Al Qur’an. Juga mempelajari Kitab Kuning yang akan dibimbing langsung oleh ayahanda. Teladan secara langsung dicontohkan oleh ayahanda dan ibunda dr. Izzuki yang selalu mengawali hari-hari yang akan dilalui dengan terlebih dahulu membaca Al Qur’an. Pada saat dr. Izzuki bertinggal di rumah pakdhe hal demikian juga terjadi. Sang pakdhe tiada waktu tanpa membaca Al Qur’an, disini dr. Izzuki menemukan guru hebat selain ayahandanya. Contoh nyata tanpa banyak kata atau prolog, tetapi action yang terlihat. Setiap saat dr. Izzuki melihat pakdhenya selalu membaca Al Qur’an diwaktu-waktu senggangnya. Hal ini semakin menambah motivasi bagi dr. Izzuki untuk selalu ingin menerapkan serta mengikuti jejak keng Rama maupun pakdhe yang hebat luar biasa. Lingkungan keluarga yang sangat menyayangi, baik bapak, ibu, kakak kembar serta semua yang berada disekitarnya, membuat Izzuki sangat peka terhadap tatanan sosial di lingkungannya, karena sudah terlatih sejak kecil.
Gigih pantang menyerah
Izzuki kecil yang konon katanya keras kepala, akan berusaha mempertahankan prisip untuk mencapai tujuan. Disaat kecil mungkin dengan diiringi teriakan khas anak-anak ataupun dengan menangis keras agar kemaunnya dituruti. Hal-hal yang dilakukan Izzuki kecil selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Setelah dewasa, untuk mencapai cita-cita yang dituju, akan dilakukan dengan berusaha maksimal sesuai kemampuan. Selalu mempunyai alasan untuk dapat mempertahankan prinsipnya. Lebih beruntung lagi dr. Izzuki mempuyai orangtua yang sangat demokratis, satu contoh pada saat remaja Izzuki ingin bersekolah di sekolah negeri. Seorang putri kyai Ketua Yayasan Pondok Pesantren, ingin bersekolah di SMA Negeri. Mungkin akan terdengar agak unik, aneh dan beda. Tetapi dengan berbagai pertimbangan ternyata sang kyai mengijinkan sang putri bersekolah di SMA Negeri. Hal ini sangat jarang terjadi, apalagi seorang putri harus bersekolah jauh dari orang tua diluar pondok. Dr.Izzuki selalu berusaha dengan maksimal, sehingga hasil yang didapat pun selalu maksimal. Hampir semua cita-cita yang diimpikan menjadi kenyataan. Akhirnya berkuliah di Kedokteran, merupakan cita-cita kedua orangtua.
Agamis
Sejak kecil Izzuki sudah belajar mengembara jauh dari orangtua, pernah dipondokkan di rumah bulik di desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik Izzuki tetap bahagia karena mempunyai teman sebaya putra buliknya. Didikan agama yang sangat kuat sudah menjadi habit keluarga dr. Izzuki. Walau awalnya Izzuki kecil juga menerima hukuman dari bapak dan ibundanya jika mogok tidak mau mengaji. Ciri khas anak-anak saat itu, yang masih klayu dengan kawan sepermainan atau kadang merasa kurang bebas, karena harus mengaji dan mengaji. Tetapi karena disiplin yang tegas, serta komitmen kedua orang tua, maka kebiasaan mengaji dan mengaji merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan. Juga nasehat yang senantiasa disampaikan oleh bapak dan ibu dr. Izzuki dengan kalimat sederhana yang sarat makna. “ Aja lali ngajine “ , “ Berpegang teguhlah kepada Al Qur’an”, kalimat yang setiap saat disampaikan kepada putra putri maupun teman putra putri KH Miftahul Fattah Amin. Setiap langkah putra putri beliau selalu diiringi dengan nasehat, agar kehidupan yang dijalani menuju cita-cita Mardhatillah tercapai. Doa mau tidur yang diajarkan keng Rama saat masih kecil sangat membekas dihati dr. Izzuki. Karena dasar agama yang diberikan kedua orangtua sangat kuat, dr. Izzuki sangat meyakini bahwa Ridha Allah tergantung Ridha orangtua. Berbakti kepada kedua orangtua adalah kunci mencapai Mardhatillah.
Tertib
Warna warni tinta dihalaman 169 buku “ Menembus Jalan Terjal “, mengingatkan Attention dari Prof. Imam Robandi dalam proses penulisan buku chapter “ Knowledge from My Home “. Ketika itu sesama penulis buku chapter pada tahapan saling me review tulisan kawan. Sebelum proses reviewing dimulai ada intruksi dari Prof .Imam masing-masing penulis menyiapkan “tinta gel warna merah ukuran 1.0, stabilo warna pink “ Kemudian intruksi selanjutnya tinta gel warna biru, stabilo warna kuing. Pada akhirnya mebuat sesama penulis yang tergabung heboh tra la la dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing keluar masuk toko alat tulis untuk berburu tinta gel sesuai ukuran dan warna yang ditentukan. Dengan penuh tanda tanya, apa kegunaannya, semangat berburu tetapi masih berpikir untuk apa. Ternyata warna warni tinta sudah digunakan dr. Izzuki sejak masih duduk dibangku SMA. Satu ballpoint berisi 24 warna, terbayang besarnya ballpoint itu. Warna warni tinta oleh dr. Izzuki digunakan untuk menandai catatan yang dianggap penting agar mudah dicari. Terbayang betapa rapi dan tertibnya catatan dari dr. Izzuki. Hal ini merupakan strategi dr. Izzuki untuk memudahkan diri dalam belajar. Sehingga tidak heran kalau dr. Izzuki saat ini menjadi dokter yang sangat kompeten.
Aktif
Keaktifan dalam berkegiatan sudah dimulai sejak kanak-kanak. Izzuki kecil dalam bersekolah tidak mengalami sekolah TK maupun kelas satu, tetapi langsung duduk dibangku dikelas dua. Karena pada saat bersekolah di Taman Kanak-Kanak tidak betah dan terlalu agresip, sehingga sering memukul kawannya. Mbak yang bertugas mengantarkan Izzuki kecil bersekolah protes tidak mau mengantarkan, karena disekolah sering dipanggil ibu guru Izzuki kecil, karena usil dan suka memukul. Tetapi setelah duduk dikelas yang lebih tinggi, Izzuki aktif mengikuti berbagai macam kegiatan sekolah, antara lain mengikuti kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS) dan mewakili lomba serta mendapatkan kejuaraan. Juga kegiatan Patroli Keamanan Sekolah, mengikuti lomba juga. Demikian pula setelah berada dibangku Sekolah Menengah Atas serta saat berkuliah. Sebagai mahasiswa kedokteran aktip di kelompok Kajian Alam, Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap ( KPLA ). Juga tergabung dalam Pramuka UNAIR, serta berlatih bela diri Kempo. Setelah lulus kuliah mengabdikan diri diberbagai Rumah Sakit, juga aktif dalam setiap kegiatan Organisasi.berbagai macam amanah diembannya dengan penuh tanggung jawab. Diawali sebagai dokter jaga IGD, kemudian menjadi asisten dokter anak. Menjadi Kepala Instalasi, Komite PPI, Ketua Akreditasi semua dikerjakan dengan sepenuh hati.
Smart , penuh tanggungjawab
Semua tugas yang diamanahkan kepada dr. Izzuki, akan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, tanpa basa basi. Dalam bekerja selalu diawali dari diri sendiri, mempelajari lingkungan tanpa komentar. Mengamati dengan tuntas semua hal yang ditemui, kemudian ancang-ancang membuat kesimpulan. Mempelajari strategi yang akan diterapkan, sesuai target yang diinginkan. Mengobrol dengan rekan kerja untuk mengetahui kondisi riil yang sebenarnya, sehingga dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Dengan harapan langkah yang diambil tepat sasaran. Menyamakan frekwensi dengan rekan kerja, agar hasil yang diperoleh maksimal. Hampir semua targed sasaran dr. Izzuki berhasil dengan sempurna. Semua keinginan serta hal yang di cita-citakan tercapai. Karena dari awal dr. Izzuki memang smart dengan tanggungjawab tinggi, ditambah sentuhan Prof. Imam Robandi dalam Iro-Siciety menjadi semakin cemerlang. Penulis buku autobiographi Menembus Jalan Terjal adalah pembelajar yang luar biasa, senyumnya lembut, semringah menyenamgkan. Pejuang tangguh, pantang menyerah untuk mencapai cita-cita. Kalimatnya menyejukkan enak didengar, sangat peka terhadap lingkungan sekitar.
Pekalongan, 22 Februari 2023.
Terbaru saya
Bunda Endang, terima kasih sudah membuat resensi buku saya
Barokallahu lakum wabaroka alaina fii khair
wa fiiki barakallah
Subhanallah bahasanya bagus sekali Bunda ES, ringan tapi “mentes’, g berasa tiba2 harus berakhir. Setiap habis baca tulisan Bunda, selalu muncul hasrat untuk bisa menulis.
Maturnuwun selalu berbagi, Bunda, Barokallah.
Mangga kita dapat belajar bersama, saya juga selalu ingin belajar seperti sahabat yang lain. dan ingin bertambah pintar.
Resensi buku yang luar biasa, isi tulisan nya sangat runtut dan bagus
Masya Allah. Matur nuwun Ustadz
Wah kerren sekali bunda
Matur nuwun bunda
Wah hebat sekali bunda, dengan meresensi sebuah kita akan banyak belajar tentang isi buku dan penulisan artikel seseorang, selamat selamat selamat
Matur nuwun bunda NurAini, apresiasi untuk tulisan saya. Bu dokter yang hebat.
Mantap Bu Endang, sukses selalu.
Salam dari Kota Bukittinggi
Aamiin. Sukses bersama Amak sayang
Terima kasih Amak sayang. I love you