Oleh Wahyuningsih, S.Pd.
Ketua LLHPB PDA Kota Pekalongan
Kami utusan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah kota Pekalongan merupakan salah satu peserta kegiatan Training Of Trainer yang diselenggarakan oleh LLHPB Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengan pada hari Sabtu dan Ahad, 20 sampai 21 Januari 2024. Kegiatan Training Of Trainer berlangsung di Bumi Perkemahan Umbul Besuki Ponggok Klaten. Diikuti 34 daerah se Jawa Tengah, yg seharusnya 35 daerah karena Cilacap tdk hadir. Dari masing-masing daerah ada yang mengirimkan utusan 2 peserta dan juga ada yang mengirimkan 4 peserta. Yang mengirimkan dua peserta mereka hanya dari Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana(LLHPB) saja. Sedangkan yang mengirim utusan 4 peserta terdiri 2 utusan LLHPB, 1 utusan dari PAUD Dasmen dan 1 utusan dari IGABA.Materi yang kami terima antara lain Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan Gerakan Peduli Sampah.
Acara dimulai tepat pukul 13.00 WIB, diawali dengan upacara apel Srikandi Tangguh. Penyelenggara kegiatan ini LLHPB Pimpina Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah, sebagai upaya untuk menyiapkan anggota LLHPB PDA se Jawa Tengah dalam memberikan perhatian serius untuk mengahadapi perubahan iklim dan bencana. Kemudian dilanjutkan penyampaian dengan materi materi dari narasumber.
Materi 1 disampaikan olen Ibu Rahmawati Husen, PH.D selaku Ketua LLHPB PP’Aisyiyah tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Beliau menyampaikan setiap sekolah seharusnya mempunyai SPAB, terutama bagi sekolah-sekolah yg rawan terhadap bencana. Hal ini juga dilakukan terkait mitigasi bencana yang akan disampaikan di dalam lingkungan pendidikan, keluarga dan masyarakat sekitar. Seperti misal dengan SPAB kita dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi bencana. Macam bencana yg ada di Indonesia adalah erupsi/gunung meletus, gempa bumi, banjir akibat hujan, tanah longsor dan akibat pemanasan global yaitu banjir rob. SPAB bukan hanya fisik, bukan hanya manajemen atau infrastruktur saja akan tetapi kesiapsiagaan siswa, guru maupun satpam
Sesi kedua oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah ibu Dra. Sri Maryuni, tentang pentingnya Peran UMKM dalam Situasi Darurat Bencan. Usaha mikro adalah usaha yang dikelola oleh perorangan ataupun kelompok kecil. Prinsip dari pemberdayaan UMKM adalah kemandirian, kebersamaan, kewirausahaan, kebijakan dan keadilan.
Sesi ketiga, pukul 20.00 – 21.30 wib oleh Abdul Malik dari LRB MDMC Jawa Tengah tentang fasilitas belajar aman bencana. Abdul Malik mengatakan seharusnya sekolah-sekolah di Muhammadiyah itu harus aman dari bencana. Dahulu MDMC membentuk kumpulan seperti Sekolah Madrasah Aman Bencana atau SMAB, akan tetapi sekarang berkembang menjadi Satuan Pendidikan Aman Bencana atau SPAB agar tingkat TK dan SD dapat masuk di dalamnya.
SPAB ini meliputi manajemen penanggulangan bencana sekolah. Maksud dari manajemen Penanggulangan bencana sekolah adalah apakah sekolah kita sudah aman atau belum dari bencana, dan bagaimana cara menghadapi atau mengatasi apabila kita berhadapan dengan bencana di sekolah. Untuk itu hendaknya di sekolah menyusun SOP cara penanggulangan bencana. Terutama di daerah yg rawan bencana.
Sesi keempat pada pukul 21.30 – 22.30 wib oleh Yockie Asmara dari LRB MDMC Jawa Tengah, tentang : Managemen Penanggulangan bencana.
Dalam materi ini beliau menerangkan bahwa :
1. Manajemen Bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana serta darurat bencana untuk mempersiapkan kerangka dalam membantu orang yang rentan bencana, bagaimana menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.
2. Siklus penanggulangan bencana meliputi empat tahapan, yaitu tahap pencegahan dan mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat, serta tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
3. Tujuan dan fungsi Manajemen Bencana di Indonesia
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas analisis dan observasi serta mencegah dampak yang ditimbulkan bencana.
Dalam keseluruhan tahapan Penanggulangan Bencana tersebut, ada 3 (tiga) manajemen yang dipakai yaitu :
1. Manajemen Risiko Bencana,
2. Manajemen Kedaruratan.
3. Manajemen Pemulihan.
Enam Langkah penanggulangan bencana dan menjaga lingkungan sekitar :
– Hindari membuat rumah di pinggiran sungai.
– Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi.
– Buanglah sampah pada tempatnya.
– Rajin Membersihkan Saluran Air.
– Membangun Pemecah Gelombang.
– Hutan Mangrove/Bakau.
Pada hari kedua ini kegiatan dimulai dari jam 03.00 pagi. Kami salat tahajud kemudian dilanjut dengan salat subuh. Usai salat subuh kami mendapatkan kultum dari ibunda Rahmawati Husen. Kultum beliau sangat menarik. Beliau menerangkan tentang tidur, tidur itu mempunya 3 fungsi yaitu sebagai obat, sakit, kematian. Kenapa dapat menjadi obat karena apabila kita terkena penyakit kalau kita tidur maka toksin-toksin akan keluar dari tubuh kita melalui anggota tubuh yang berlubang, seperti dari mulut atau dari hidung dan juga pori-pori. Kenapa tidur itu bisa menjadi sakit karena ketika tidur kita masih mempunyai sampah-sampah yang ada di tubuh kita. Sedangkan kenapa tidur itu bisa dikatakan kematian karena waktu tidur roh kita diambil oleh Allah, jika Allah menghendaki orang itu mati maka nyawa itu tidak akan kembali tapi apabila Allah menghendaki manusia itu masih hidup maka rohnya akan dikembalikan lagi oleh karena itu kita orang Islam harus berdoa ketika bangun tidur yaitu Alhamdulillahilladzi ba’dama ama tanaa wa ilaihinnusyuur.
Usai kultum kami lanjut ke acara olahraga yaitu senam. Kemudian dilanjut dengan outbound. Kami dibagi menjadi tiga kelompok kelompok 1 tentang kekompakan tim. Di kelompok 2 kami diajarkan tentang kepemimpinan, dan di kelompok 3 kami diajarkan penguasaan teknik Water Rescue tanggap bencana apabila ada bencana banjir itu datang. Usai kegiatan outbound acara dilanjutkan bersih-bersih diri dan sarapan pagi. Mulai jam 08.00 pagi kami sudah harus menempatkan diri di aula untuk mendapatkan sesi berikutnya yaitu praktek memasak yang dibagi menjadi dua untuk balita dan lansia.
Sebelum acara usai yang paling akhir adalah session yang disampaikan oleh Bapak Wiwoho beliau adalah guru tapak suci, beliau menyampaikan tentang fiqih kebencanaan. Beliau menerangkan Islam memandang bencana bahwasanya hal itu merupakan peristiwa yang pasti dialami oleh setiap manusia meskipun terjadi dalam bentuk dan kadar yang berbeda. Bencana juga merupakan salah satu ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala yg pasti ( sunnahtullah fi al-kaun).
Selanjutnya acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh bunda Ruminten.
Alhamdulillah puji syukur yg tak henti²nya pada Allah yg telah mmengijinkan diri ini untuk mengikuti acara yg diadakan oleh LLHPB ‘Aisyiyah Jawa Tengah, Kuasa ilahi nampak didepan mata yg dapat ditadaburi serta ilmu yg sangat bermanfaat untuk kami,
Aamiin. Mangga bagaimana aplikasinya didaerah. Srikandi-Srikandi Tangguh Lanjutkan